Rabu, 14 Desember 2011

Hedonisme dan Edanisme


Realita kehidupan berbangsa bernegara menunjukan hal signifikasi jika dikaitkan dengan paham hedonis.Bagaimana kaga,perilaku "sampah" para elite politik semakin sering muncul di hadapan publik.Hal yang sering ditunjukan adalah gaya hidup mewah dan menikmati berbagai fasilitas negara secara berlebihan ditengah kemiskinan rakyat.Emang sih secara hukum positif formal,tidak ada aturan yang melanggar pejabat untuk bergaya hidup mewah.Tetapi jika menggunakan perspektif etika sosial,gak sepantesnya orang yang mendapatkan amanah dari rakyat berlagak seperti itu.
Hedonisme melanda bukan hanya pada elite di jajaran eksekutif,melainkan juga pada legislatif.DPR yang notabene mewakili kepentingan rakyat pernah menuntut kenaikan gaji dan pembangunan gedung baru.Anggota Dewan berkilah gaji yang diterima dirasa kurang untuk memenuhi kebutuhan hidup serta ruang kerja yang tidak kondusif mengharuskan membangun gedung baru senilai miliaran rupiah.Sebenernya, yang muncul saat ini adalah "edanisme".Edan dalam bahasa Jawa berarti gila,tidak waras,dan tidak mempunyai etika.Edanisme kemudian dapat dimaknai sebagai paham yang menempatkan manusia tidak memiliki lagi apa yang dinamakan cipta,rasa, dan karsa.R Ng Ronggowarsito,pujangga Jawa,menulis Serat Kalathida.Dalam karya tersebut dijelaskan bahwa manusia akan mengalami "zaman edan" di mana akal nurani engga akan berjalan karena di selimuti hawa nafsu duniawi,kemudian jika tidak mengikuti zaman akan "mati kelaparan" tergilas oleh manusia lainnya yang serakah.Namun,ada kunci untuk mengatasi hal diatas yakni selalu ingat dan tawakal kepada Tuhan serta waspada menghadapi setiap tantangan.
Elite politik birokrasi mulai dari pusat sampai daerah udah sebablasnya mengabaikan tugas pokok untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945.Elite-elite ini terganggu kesehatan jiwa mental "edan",sehingga pengelolaan negara menjadi amburadul karut-marut.Belum terlambat untuk melakukan pembenahan secara besar-besaran terhadap praktik kuasa yang selama ini berjalan. 


2 komentar:

  1. kebanyakan manusia hanya tergila dengan jabatan dan kekuasaan !

    BalasHapus
  2. uang dan ketenaran udah pada membutakan mata hatinya kang~

    BalasHapus